Kamis, 21 November 2019

Mama Martina Generasi Tersisa Tenun Maumere, Sarinah-JakPus




Assalamu’alaikum
Sebulan yang lalu, Alhamdulillaah aku berkesempatan untuk melihat langsung proses pembuatan Tenun Maumere. Yup.. dari namanya kita udah tau kalo Tenun tersebut berasal dari Maumere, Tenun sendiri adalah teknik pembuatan kain yang dibuat dengan prinsip yang sederhana, menggabungkan benang secara memanjang dan melintang. Dengan kata lain bersilangnya antara benang lusi dan pakan secara bergantian. Kain tenun biasanya terbuat dari serat kayu, kapas, sutra dan lainnya. Alat tenun yang dipakai adalah ATBM (alat tenun bukan mesin). Kain tenun dapat dijahit untuk dijadikan pakaian dan perlengkapan busana, kain pelapis mebel, atau penghias interior rumah.


Tenun Ikat Sikka dari Maumere merupakan kain tenun tradisional asli masyarakat Kabupaten Sikka, Maumere, Nusa Tenggara Timur. Kain ini dikerjakan langsung oleh masyarakat lokal Sikka dengan menggunakan alat tenun yang masih tradisional, ya ATBM tadi di atas ya, bagi warga Sikka, tenun ini salah satu warisan nenek moyang yang mempunyai nilai seni yang tinggi.



Dan ternayata untuk saat ini sudah amat jarang yang punya keahlian membuat tenun Maumere ini. dan wanita paruh baya yang kala itu dipanggil “Mama” itu salah satu dari sekian banyak generasi terakhir yang masih mempunyai keahlian dalam menenun. Aku sempat dengar waktu ada beberapa pengunjung bertanya, kalau mau pesan kain ini jadi berapa lama, sang anak menjawabkan pertanyaan tersebut, karena sang Mama tidak bisa berbahasa Indonesia, ternyata kain ini baru bisa jadi berbulan-bulan. Karena proses pembuatan kain tenun ini melewati sejumlah tahap, yang membutuhkan waktu hingga berbulan-bulan. Untuk selembar kain tenun dengan panjang 3 meter, dibutuhkan minimal tiga bulan proses pengerjaannya mulai dari memintal kapas hingga tenun siap digunakan. Benang yang digunakan pun berasal dari kapas yang dipintal sendiri, kemudian diwarnai dengan bahan-bahan alami seperti akar, batang dan daun tanaman.


Kain tenun khas Sikka biasanya selalu menggunalan warna gelap seperti hitam, coklat, biru, dan perpaduan biru hitam. Sedangkan motifnya ada beragam jenis yang khas, yaitu motif okukirei yang berdasarkan kisah tentang nenek moyang Sikka yang dulunya adalah pelaut ulung. Mulai dari udang, kepiting, sampan, hingga nelayan menjadi ciri khas bagi kain tenun Sikka ini. Selain itu ada juga motif mawarani yang dihiasi dengan corak bunga mawar. Motif ini merupakan ciri khas kain yang hanya dikenakan oleh putri-putri kerajaan Sikka.



Dan bener-bener appreciate banget bisa ngeliat langsung, pas dapet broadcast WA dari temen yang ternyata dapet juga dari kementrian pariwisata. Jadi kita kebetulan dateng di hari ke 3, dan itu udah rame banget, Mama Martina pada saat aku sampe juga dia udah dikerubungi Ibu2 sosialita penggemar kain etnik. Dia tetap fokus dan konsen sama alat tenun-nya, sesekali menebar senyum. Aku sempat membeli beberapa items untuk ikat dari jawa. Btw, aku agak telat ya nulis ini, karena kemudian sudah viral disosmed dll. Paling ga aku adalah salah satu dari kalian yang ingin tetap semua warisan budaya kita tetap ada dan bisa diteruskan sampe ke anak cucu dan cicit ya.




Wassalamu’alaikum


Tidak ada komentar:

Posting Komentar